Apa itu technopreneurship?
Technopreneurship adalah entrepreneurship yang bergerak di bidang teknologi, tak hanya keahlian wirausaha, ia juga harus memiliki pengetahuan atas teknologi. Jika dibedah lebih dalam, istilah ini lahir dari dua kata, yaitu technology dan entrepreneurship. Ada beberapa pengusaha yang sukses di bidang technopreneurship ini.
1. Nadim Makarim, pendiri Gojek.
Meski lahir di Singapura dan bertahun-tahun mengenyam pendidikan di Amerika Serikat, Nadiem tidak melupakan tanah kelahirannya. Putra pengacara Nono Anwar Makarim ini bertekad merintis bisnisnya di Indonesia meski latar belakang keluarganya bukanlah pengusaha.
Lulus dari jurusan master bisnis Harvard University sempat mencoba berkarir di perusahaan konsultan McKinsey sebelum mendirikan Zalora Indonesia. Di Zalora, Nadiem yang menjabat sebagai Managing Director belajar banyak hal dan bertekad mendirikan startup sendiri.
Tahun 2010 saat masih bekerja di Zalora, ia mendirikan GoJek. Tahun 2013, ia keluar dari Zalora Indonesia dan pindah ke Kartuku, startup yang fokus di bidang pembayaran cashless. Lepas dari Kartuku tahun 2014, ia fokus mengembangkan GoJek hingga bisa menjadi salah satu startup terbesar di Indonesia.
GoJek tak sekadar menjadi unicorn, ia juga menjadi startup decacorn pertama Indonesia dengan valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS. GoJek juga memperluas ekspansi bisnisnya di luar Indonesia. Kini, layanan Gojek juga ditemui di Singapura, Vietnam, dan Thailand
2. William Tanuwijaya, pendiri dan CEO Tokopedia
Perjuangan pemuda asal Pematang Siantar ini tidak mulus. Saat kuliah di Universitas Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika, William (37) harus banting tulang untuk menambah uang kuliah.
Ia pun bekerja sebagai penjaga warnet dengan durasi kerja 12 jam per hari. Setelah lulus kuliah tahun 2003, William sempat bercita-cita bekerja di Google meski akhirnya harus pupus.
Ia akhirnya bekerja sebagai pengembang game di Bolehnet, menjadi IT & Business Development Manager di Indocom Mediatama dan pernah berkarir di TelkomSigma serta Sqiva Sistem.
Alhasil, ia mencoba mengajak temannya Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia, startup marketplace yang menghubungkan penjual dan pembeli secara online. Tentu perjuangannya tidak mudah. Mulai tahun 2007, ia harus mencari dan meyakinkan investor selama dua tahun untuk bersedia membiayai Tokopedia hingga akhirnya bisa berdiri tahun 2009. Satu dekade berlalu, William bertekad memegang teguh misi Tokopedia untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia agar bisa semakin besar secara nasional, bahkan global.
Saat ini, Tokopedia menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS. Tokopedia bahkan pernah menerima penghargaan sebagai marketplace terbaik pada tahun 2016.
3. Achmad Zacky, pendiri dan CEO Bukalapak
Achmad Zaky lahir di Sragen 24 Agustus 1986. Ilmu tentang teknologi sudah dikenalnya sejak kecil berkat sang paman. Tahun 1997, ia belajar bahasa pemrograman. Bakatnya di bidang teknologi juga menghantarkan Zaky menyabet gelar di Olimpiade Sains bidang komputer mewakili SMA 1 Solo.
Lulus dari SMA, Zaky melanjutkan pendidikan di ITB jurusan Teknik Informatika. Ia juga sempat mendapat beasiswa di Oregon State Unversity dan mewakili kampusnya di Harvard National Model United Nations tahun 2009.
Lulus kuliah, ia pun mendirikan bisnis startup marketplace yang fokus untuk mengembangkan usaha kecil dan menegah dengan bantuan teknologi.
Alhasil, lahirlah Bukalapak tahun 2010. Bukalapak semakin tumbuh menjadi marketplace besar di Indonesia. Saat ini, Bukalapak menjadi salah satu startup unicorn di Indonesia, berdampingan dengan Tokopedia yang bergerak di bidang serupa.
Berikut adalah para pengusaha yang memanfaatkan perkembangan teknologi yang terjadi. Dan sekarang mereka berhasil mengembangkan bisnis yang mampu berguna untuk seluruh kalangan.